Kita semua mengetahui bahwa pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Jutaan lembar penghantar ilmu terukir dalam ingatan kita selama ini. Beberapa ahli filosofi dunia menganggap pendidikan sebagai urat nadi peradaban dan sendi sejarah. Elemen-elemen pendidikan nampak di berbagai media cetak atau elektronik. Ragamnya pun berbeda-beda. Ada drama pendidikan, komik pendidikan hingga karya sastra berbentuk puisi.
Salahnya satunya adalah puisi pendidikan. Puisi pendidikan memiliki daya ajar yang unik karena menggunakan bahasa yang menarik serta mampu menjadi lugas pada titik-titik tertentu.
Menjadi yang terdidik seringkali membantu kita untuk dapat menilai semua aspek kecil yang tertinggal dalam pendidikan. Semoga puisi pendidikan di atas menjadi salah satu medio untuk dapat mengerti berbagai hakikat pendidikan.
Puisi Pendidikan
BAPAK GURU

Puisi pendidikan : seorang bapak guru sedang mengajar di depan kelas
Bapak guru engkaulah yang membimbing kami
Tak hentinya selalu menjagai
Di balik tegasmu kami rasakan sayangmu
Di belakang kerasmu kami mengetahui perhatianmu
Kami jadi melihat dunia
Dan kami melihatnya melalui engkau
Pengalaman hidup dan wawasan yang luas kau bagikan
Letih dan lelah tak kau rasakan
Sepeda ontelmu tidak berganti baru
Hanya buku dan kami saja yang engkau tahu
Meskipun panas dan hujan selalu mendera
Namun perhatianmu akan selalu ada
Semoga banyak guru yang berbakti seperti bapak
Supaya terangnya ilmu meski jauh tetaplah nampak
UJIAN NEGARA

Puisi pendidikan : ada juga yang menyorot fungsi ujian
Susah payah memikul buku
Kini kuliah dari dulu sekolah dasar kelas satu
Tiap hari ketemu ibu guru
Demi mendapatkan yang namanya ilmu
Lalu ada ujian Negara
Katanya lebih susah dibanding ujian biasa
Teman-teman belajar susah payah
Kalau mentok, menyontek jadi terpaksa
Jika gagal di ujian Negara
Nilai bagus ulangan pun tidak dianggap
Mau ribuan kali dapat seratus
Tapi kalau gagal disitu, alamat mampus
Kenapa sih ada ujian Negara?
Bukankah tiap hari ada ujian juga
Yang kadang lebih susah dari ujian Negara
Apa betul seperti inilah sistem yang telah baku
Sebagai anak didik kami tak tahu mana yang keliru
Padahal bukan hanya pendidikan yang harus kami hadapi
Masalah orang tua juga kadang kami ketahui
Tapi apa daya kini pendidikan seperti inilah adanya
Dan sebagai anak-anak kami harus tetap melewatinya
APA KABAR PENDIDIKAN

Puisi pendidikan : kualitas pendidikan di Indonesia
Apa kabar pendidikan?
Apakah engkau baik-baik saja?
Belakangan ini kudengar engkau semakin bergengsi
Mentereng berwarna warni
Juga tampaknya banyak yang mewaspadaimu
Karena di dalam dirimu tak seaman dulu
Banyak kekerasan dan ketidak senonohan
Padahal banyak yang membutuhkanmu
Aman dan bersahabat seperti dulu
Bukannya berbahaya seperti sekarang
Sudah mahal membayar masih bisa meradang
Kapankah engkau mau berbenah?
Jadi lebih baik tidak seperti sekarang
Karena anak cucuku juga nanti ingin sekolah
Di tempat dimana engkau berada
Dimana cita-cita bukanlah hanya sekedar asa
TAMAN ILMU

Puisi pendidikan : taman ilmu
Tumpukan bata merah bersendikan besi
Berdiri menantang tinggi beralaskan bumi
Dinginnya hujan engkau abaikan
Panasnya surya tak kau hiraukan
Tanganmu terbuka tanpa ragu
Pada semua yang haus ilmu
Dikaulah taman pendidikan
Rumah bernaung segala ilmu
Kusuma mekar dari dalammu
Carut marut pendidikan tertelan olehmu
Bila kau tiada dungulah semua
Bila kau ada cerahlah dunia
Sungguh indah bila kau ada dimana-mana
Ada di kota, hadir di desa
Tapi sayang kau tidak punya kaki
Hanyalah sebuah taman, dirimu tertancap di bumi
Meskipun ingin pergi tidaklah mungkin
Padahal banyak yang membutuhkanmu
Kau tetap berdiri disana dan hanya menunggu
TERIMA KASIH GURU

Puisi pendidikan tidak akan jauh dari seorang figur guru
Guru…
Kaulah lenteraku
Kaulah pelitaku
Kaulah penuntunku
Guru…
Begitulah kami memanggilmu
Kau tak pernah enggan
Selalu mendidik dan membimbingku
Guru…
Kau seperti lentera
Seperti cahaya untuk gelapnya dunia
Kau bagai setitik embun
Yang menetes di gurun hati
Guru…
Kau memang patriot pahlawan bangsa
Tapi tanpa tanda jasa atau lencana
Semuanya kau baktikan tanpa mengeluh
Walau imbalanmu tak selalu penuh
Guru…
Bila kau tak ada hampalah aku
Bila kau tak ada sesatlah aku
Bila kau tak ada hancurlah aku
Guru…
Ku tak dapat menulis sendiri tanpamu
Ku sulit membaca tanpamu
Ku tak mungkin bisa berhitung tanpamu
Guru…
Hatur syukur ku lantunkan padamu
Karena semua pengorbananmu
Untuk semua pengabdianmu
Selama aku berada disini menuntut ilmu
MARI MEMBACA

Puisi pendidikan : ayo membaca
Selembar kertas ada di depanmu
Ribuan huruf menanti di hadapanmu
Oh buyung yang malang
Mengapa engkau hanya termenung?
Terdiam dan terlihat bingung
Lalu sesobek lembaran itu kau lipat dan diamkan
Sayang sekali oh sungguh sayang
Padahal banyak sekali wawasan di selembar itu
Pengertian menantimu janganlah ragu
Masalahnya kau tak mau membaca
Padahal tak sesulit yang kau kira
Hanya malasmu saja yang besar menganga
Padahal dunia begitu luasnya, hamparan ilmu panjang membentang
Kehidupan menawarkan isinya dan berkata
Mari ketahuilah seluruh isiku
Masakan kau tak ingin mengetahui seluruh dunia
Sayang seribu sayang malasmu tetap kau pelihara
Adikku sayang berdirilah sekarang
Bangkitlah dari engganmu
Majulah dari tempat kotormu
Karena tak mungkin hanya itu saja yang engkau mau
Selama kau hidup kau pasti inginkan yang baru
Berlari meraih cita-citamu