Bencana alam banjir dan cara menanggulanginya

Air merupakan hal terpenting bagi manusia namun air juga dapat menjadi musuh yang berbahaya apabila keseimbangan alam terganggu dan menjadi sebuah bencana yang disebut banjir. Bencana alam banjir tampaknya masih menjadi momok bagi beberapa daerah yang sering dilanda banjir tahunan seperti Jakarta dan daerah sekitarnya.

 

Sejarah bahkan mengungkapkan banjir di Jakarta sudah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya dan hingga kini masih belum dapat terselesaikan sepenuhnya. Warga di daerah rawan banjir hanya bisa pasrah saat bencana melanda dikarenakan tidak banyak pilihan selain bertahan di kediaman sambil menjaga harta benda atau mengungsi.

Bencana alam banjir merugikan warga

Bencana alam banjir merugikan warga

Image courtesy of coward_lion – http://www.freedigitalphotos.net/images/Mature_Men_g217-Through_The_Flood_p153732.html

Bencana alam banjir

Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan tingginya intensitas hujan. Itulah mengapa apabila musim penghujan tiba, beberapa tempat penampungan air seperti waduk dan sungai akan mengalami peningkatan debit air dan kelebihan muatan. Apabila hal itu terjadi maka air akan meluap sehingga terjadilah banjir.

 

 

Bukan hanya di Indonesia, banjirpun menjadi masalah banyak negara seperti China dan India. Persamaan di antara negara-negara langganan banjir ini umumnya dikarenakan banyaknya penduduk, rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal pembuangan sampah dan buruknya sistem drainase. Beberapa langkah telah diambil pemerintah setempat untuk meminimalisir efek bencana ini seperti peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, pengerukan sungai, pembuatan muara atau danau buatan, penertiban pemukiman warga di daerah rawan banjir, hingga bersama membersihkan saluran air di lingkungan setempat. Namun dibutuhkan kerjasama dari kedua belah pihak baik masyrakat dan pemerintah untuk menanggulangi masalah yang sudah berlangsung sejak lama ini.

Hal-hal yang menyebabkan bencana alam banjir

  1. Buruknya sistem drainase

    Drainase yang buruk memiliki kontribusi akan terjadinya bencana alam banjir

    Drainase yang buruk memiliki kontribusi akan terjadinya bencana alam banjir

    Image courtesy of phasinphoto – http://www.freedigitalphotos.net/images/rusty-sewer-grate-photo-p261747

Menurut pihak terkait, sistem drainase yang ada pada saat ini hanya dapat menangani sekitar 30 % banjir yang terjadi.  Itu artinya sekitar 70% meluap hingga permukaan dan mengakibatkan bencana banjir. Bila hendak mencontoh beberapa negara yang berhasil mengatasi banjir semisal Jepang, kita dapat melihat bahwa mereka membuat gorong-gorong raksasa dengan diameter lebih dari 2 meter. Apabila dibandingkan dengan gorong-gorong di Indonesia hanya berukuran sekitar 1 meter, maka cukup jelaslah kontribusi drainase dalam bencana ini.

  1. Tingginya intensitas hujan
Bagi beberapa orang, hujan terus menerus memilik dampak yang tidak baik

Bagi beberapa orang, hujan terus menerus memilik dampak yang tidak baik

Image courtesy of iosphere – http://www.freedigitalphotos.net/images/cartoon-businessman-surrender-with-white-flag-photo-p260917

Telah disebutkan sebelumnya bahwa negara tropis dengan curah hujan tinggi yang berlangsung dalam tempo lama mampu menyumbang debit air yang besar. Ditambah dengan perubahan iklim dalam beberapa waktu belakangan ini mampu menciptakan curah hujan yang sangat tinggi hingga rancangan drainase yang ada tidak mampu lagi memuat debit air yang ada.

  1. Hilangnya daerah resapan air
    Daerah resapan air harus tetap dijaga keberadaannya

    Daerah resapan air harus tetap dijaga keberadaannya

    Image courtesy of sritangphoto – http://www.freedigitalphotos.net/images/green-grass-on-cracked-earth-photo-p213816

Pembangunan berlebihan dimana-mana ditenggarai bertanggung jawab untuk hal yang satu ini. Dari hulu hingga hilir, bangunan berbeton menggantikan lahan hijau dan mengubah daerah resapan air menjadi perumahan dan pemukiman padat penduduk. Semakin minim daerah resapan air maka semakin tinggi pula potensi banjir. Beberapa pihak yang cepat tanggap akan masalah tersebut, dalam hal ini Pemerintah Kota, mulai membatasi berdirinya bangunan berbeton serta mulai menambah ruang hijau serta daerah resapan di perkotaan. Jakarta sendiri baru memiliki daerah resapan air dibawah 10%, kurang dari jumlah minimalnya sebesar 30%.

  1. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya
    Bencana alam banjir dapat dihindari dengan membuang sampah pada tempatnya

    Bencana alam banjir dapat dihindari dengan membuang sampah pada tempatnya

    Image courtesy of Keattikorn – http://www.freedigitalphotos.net/images/Office_and_Stationer_g145-Garbage_Bin_p71532.html

Hal terakhir ini merupakan salah satu kebiasaan buruk masyarakat kita sejak dahulu yaitu tidak membuang sampah pada tempatnya. Bagi kebanyakan orang, sungai, selokan, got dan tanah kosong merupakan tempat pembuangan sampah terbuka. Alhasil seluruh sampah tersebut menyumbat saluran air hingga terjadilah banjir. Memang pada hari-hari tertentu, ketua warga seperti RT/RW mengadakan kerja bakti membersihkan saluran air akan tetapi bila kebiasaan pembuangan sampah tidak pada tempatnya ini berlangsung tiap hari maka saluran air akan kembali tersumbat.

Tips menghadapi banjir

Apabila Anda kebetulan tinggal di lingkungan yang rawan atau langganan banjir, berikut beberapa tips untuk mengatasi musibah ini dalam berbagai keadaan. Hal-hal yang harus dilakukan apabila terkena bencana banjir:

  1. Mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dengan membawa seluruh anggota keluarga di dalam rumah. Apabila memungkinkan, bawa serta tetangga Anda untuk ikut serta mengungsi.
    Evakuasi warga saat terjadi banjir di Bangkok beberapa tahun silam

    Evakuasi warga saat terjadi banjir di Bangkok beberapa tahun silam

    Image courtesy of coward_lion – http://www.freedigitalphotos.net/images/Other_g374-Evacuate_p153735.html

  2. Bila mengungsi ke dataran tinggi sudah tidak memungkinkan, naik ke tempat yang lebih tinggi atau lantai atas (untuk rumah bertingkat)
  3. Jangan lupa untuk menyelamatkan dokumen penting dan barang berharga.
  4. Pantau  terus ketinggian air supaya dapat menjadi acuan langkah berikutnya
  5. Hindari dan jauhi benda yang berpotensi mengalirkan listrik seperti kabel atau tiang listrik
  6. Apabila banjir tinggi, hematlah persediaan air bersih. Hindari meminum atau memasak menggunakan air banjir karena sudah tercemar
  7. Awasi anak-anak supaya tetap berada di dalam jangkauan
  8. Siapkan media komunikasi seperti telepon seluler untuk mengetahui informasi banjir dan sarana komunikasi dengan pihak luar. Hematlah penggunaan baterai supaya dapat digunakan lebih lama

Apabila hendak memberi bantuan untuk korban bencana banjir, berikut beberapa hal yang umumnya dibutuhkan oleh mereka:

  1. Air bersih. Manusia mampu bertahan lebih lama tanpa makanan namun tidak dengan air. Mengkonsumsi air banjir akan mengakibatkan diare meskipun sudah dimasak. Hematlah air bersih dalam keadaan ini
  2. Alat pelampung
  3. Alat penerangan seperti lampu darurat atau senter
  4. Obat-obatan seperti obat diare, flu, demam, minyak kayu putih
  5. Makanan instan seperti roti, mie, abon

Ada baiknya kita mulai mengubah pola hidup demi menjaga kelestarian lingkungan. Bisa jadi hal-hal merugikan yang kita lakukan sekarang akan ditanggung oleh anak cucu kita kelak. Oleh karena itu mari kita tinggalkan warisan terbaik untuk generasi mendatang supaya bencana alam banjir tak lagi terulang

Kata kunci:

Jay Liem